Mengapa WHO Menobatkan Madinah sebagai Kota Tersehat di Dunia?
Belum lama ini, Madinah Al-Munawwarah mendapat pengakuan prestisius dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kota suci kedua umat Islam ini ditetapkan sebagai salah satu kota tersehat di dunia melalui program Healthy Cities Initiative. Pencapaian ini semakin menegaskan bahwa Madinah bukan hanya pusat umat Muslim, tetapi juga kota modern yang mampu menghadirkan kualitas hidup terbaik bagi warganya maupun jutaan jamaah yang berkunjung setiap tahunnya.

Kilas Balik Sejarah: Madinah di Zaman Nabi Muhammad ﷺ
Pada masa Rasulullah ﷺ, Madinah sudah dikenal sebagai kota yang tertata dan damai. Setelah hijrah dari Makkah, Nabi Muhammad ﷺ menyusun sebuah kesepakatan bersejarah yang dikenal sebagai Piagam Madinah (Constitution of Medina). Piagam ini mengatur kehidupan sosial, politik, dan keagamaan masyarakat yang majemuk: Muslim, Yahudi, maupun kelompok lain, untuk hidup berdampingan dengan adil dan harmonis.
Keberhasilan Nabi dalam membangun Madinah sebagai kota yang damai, inklusif, dan sejahtera menjadi pondasi kuat. Ia tidak hanya memperkuat nilai-nilai ukhuwah dan keadilan sosial, tetapi juga memberi teladan bagaimana sebuah kota dapat tumbuh sehat dengan menyeimbangkan aspek spiritual, sosial, dan kemanusiaan.
1. Memenuhi Standar WHO
Madinah berhasil lolos seluruh kriteria ketat WHO untuk kota sehat. Ini menjadikannya kota pertama dengan populasi lebih dari 2 juta jiwa yang meraih akreditasi tersebut.

2. Lingkungan Nyaman dan Ramah
WHO menilai Madinah memiliki lingkungan fisik dan sosial yang mendukung gaya hidup sehat. Ruang terbuka hijau, sistem transportasi yang tertata, serta infrastruktur sanitasi yang baik membuat kota ini nyaman ditinggali dan dikunjungi.

3. Gotong Royong Lintas Pihak
Penghargaan ini tidak lepas dari kerja sama berbagai pihak. Lebih dari 20 lembaga, termasuk pemerintah, universitas, organisasi amal, dan relawan, terlibat aktif dalam menjaga dan meningkatkan standar kesehatan kota.
4. Program “Humanizing Cities”
Salah satu langkah penting adalah penerapan program Humanizing Cities, yang menekankan pembangunan kota ramah manusia. Fokusnya adalah menciptakan ruang publik yang sehat, aman, dan produktif.

5. Konsistensi dan Reakreditasi
Tidak hanya sekali, Madinah juga terus mempertahankan pencapaian ini. Baru-baru ini, kota ini kembali mendapatkan akreditasi Healthy City dengan skor tinggi dari WHO, menandakan komitmen jangka panjang dalam menjaga kualitas hidup masyarakat.

Kesimpulan
Sejarah membuktikan, sejak masa Rasulullah ﷺ, Madinah sudah menjadi kota teladan dengan nilai persaudaraan, keadilan, dan keteraturan. Kini, dengan pengakuan WHO, Madinah kembali menunjukkan posisinya sebagai kota yang sehat, harmonis, dan berkelanjutan —sebuah cerminan nyata dari Piagam Madinah yang abadi.
